langit memang sudah sepenuhnya hitam. tapi raung para pedagang bergerobak, maupun sorak sorai anak-anak dengan petasan di genggaman masih penuh memberisiki telinga orang-orang yang sedang berjalan kaki maupun yang menghambur mengendarai sepeda motor dengan kebut-kebutan
maklum, sekarang adalah hari dalam salah satu tanggal di bulan ramadhan yang kerap kali digunakan para umat islam untuk menjalankan ibadah dan meraih pahala sebanyak-banyaknya. banyak orang berlalu lalang dengan sajadah di jinjingan sambil berdzikir menuju masjid atau sekedar cari angin (?) sepertiku di luar sini.
aku hanya berjalan dengan arah tanpa tujuan
tanpa tutup kepala yang biasa aku kenakan
ah, masabodo. yang sedang kulakukan disini hanya berhenti, lalu menunggu pintu rumahmu terbuka tanpa perlu ku ketuk terlebih dahulu isyarat ada seseorang yang hendak bertamu.
melihat kamu melongok di balik pintu pagar lalu berjalan masuk kembali ke dalam rumah.
dan aku hanya bisa menelusuri kokohnya punggungmu di bawah cahaya lampu remang-remang yang di kerubungi serangga malam.
tapi nyatanya kau tak keluar untuk membukakan pintu dan membelakangiku.
hanya suara amin yang menggema lewat speaker masjid yang berada di sebelah rumah tetanggamu.
oh. mungkin suaramu ada di antara ucapan amin orang-orang di dalam masjid sana
anak sholeh,kamu. tak seperti aku.
jadi, ku tandaskan malamku untuk menatap agak lama. Menyelusup ke balik pagar besi dan mengamati lekat-lekat plang nomor rumahmu. Sambil menghitung berapa banyak ucapan amin yang mengudara ketika kakiku melangkah untuk kembali pulang ke rumah.
21/7/14