Sabtu, 22 November 2014

Aku atau kamu, yang lebih dulu?

Diposting oleh dita amalia di 09.53 0 komentar

Aku yang akan menangkapmu lebih dulu.
Bahkan sebelum kamu melesat meninggalkan sensasi berdebar di medan magnetku.

Kamu seharusnya tak terbang lebih cepat dari aku.

Sebab kamu hanyalah angin yang menghantam dedaunan jatuh ke tanah.
Atau menerbangkan debu-debu sehingga bertebaran acak di udara
Kamu hanyalah angin. Yang tak punya sarang untuk pulang.
Angin. Menggiring kepasrahan dalam setiap doa yang menjadi agonia.

Izinkan aku menyentuh dinding langitmu yang lama kelam.
Menggantungkan bintang paling terang diantara labah-labah yang bersarang membuat jaring di hitam langit malammu yang meradang

Izinkan aku mengguyur kembang sepatu di halaman depan rumahmu yang lama gersang.
Tak terjamah sebab kau sibuk akan tualang.

Izinkan aku menata hatiku.supaya tak ada lagi nama-nama yang berserakan.  

Bangun, tuan. pagimu sudah menjelang. Tapi kenapa sampai sekarang kau tak juga hubungi aku?



kita sama-sama menyepi. Barangkali, kita hanyalah manusia-manusia kesepian. jadi,siapa yang akan lebih dulu mengagumi dan meninggalkan? Aku? Atau kamu? 

Senin, 20 Oktober 2014

kelakuan Ferrara

Diposting oleh dita amalia di 08.45 0 komentar
     Beberapa waktu terakhir ini, handphoneku seringkali berpindah tangan dari tangan temen yang satu ke temen yang lain. Entah itu dipake buat main games, liat-liat foto (yang sebenernya ga penting), atau liat-liat kontak bbm, atau numpang searching, atau ikut sms. Nah, HPku paling sering dipinjem sama Dani, yang biasanya main games teka-teki silang, sama Rizka juga, yang biasanya minjem buat maen games dumb ways to die, Asti, yang biasanya dengan bersemangat ngurusin ice age village aku. Sama Ferrara, yang doyan mainin si bangkong eksis yang ngelempar-lemparin bola as know as Zuma return. Nah, sempet suatu ketika Ferrara namatin games Zuma aku "Yaaah... Dit ko udahan sih?" kata Ferra pas Dia udah berhasil namatin level terakhir. Keren lah nih anak langsung ngebabat games ini dalam sekejap. (berhari-hari sih sebenernya). Nah, karna anak ini emang jail banget, kayaknya.... selain culas, nih anak juga seneng ngoprek-ngoprek hp orang.
Jadi ceritanya, di suatu subuh nan gelap gulita, aku kebiasaan buka note di handphone buat nulis nulis gitu. dan ternyata pas diliat.. ada tulisan yang ngga aku kenal. Judulnya Hallo

isi note nya kayak gini :



Hai dita. Maaf aku membaca seluruh notemu ini sesuka hati. kau mungkin tau siapa aku atau kamu tetap tidak tau?

(ini.... misterius amat sih)

Sebenarnya ini hanya iseng-iseng belaka. Hanya ingin berbagi sedikit coretan. Kau tau belakangan ini aku seakan lupa apa tujuan aku hidup. Aku sekan lupa bahwa hidup adalah skenario tuhan. Kau mungkin juga pernah merasa di titik akhir.
Apa tujuan hidupmu selama ini? Sukses? Membahagiakan orang tua? Menjadi pintar? Bahkan ada saja hal yang menjadikan titik pusat dan kau melupakan yang lainnya. 

Kau tau buat apa berada dalam tempat yang luas jika kamu tidak pernah sudi untuk menginjaknya? Buat apa berada di tengah keramaian jika kamu masih saja merasa sendiri? da suatu kejadian dimana tak seorang pun mengerti bahkan dirimu sendiri.


(Plis aku suka banget kata-kata kamu yang ini fer :') )

Aku langsung kaget. siapa sih yang nulis? Dani? ngga mungkin. Asti? engga deh kayaknya. Rizka? bisa jadi sih tapi itu bukan gaya tulisannya Dia. Nah, tersangka terakhir : Ferrara. bener aja nih anak yang buka-buka note aku. beuh-_- masalahnya di note itu ada tulisan...... bla blabla nya. 
ya gitu deh ceritanya. Entah kenapa aku tergerak buat ngeposting tulisan ini hahahaha. kalo pengen tau siapa Ferrara boleh ko intip orangnya nih @ferrasal9

Senin, 13 Oktober 2014

-

Diposting oleh dita amalia di 08.29 0 komentar
Aku menyerah sebelum berjuang
Aku kalah perang bahkan sebelum meriam pertama di tembakkan
Aku diam. Aku berhenti.
Untuk dia yang terus berlari--




Minggu, 12 Oktober 2014

To Have a Dream

Diposting oleh dita amalia di 00.38 0 komentar



“Kapan terakhir kali kamu bermimpi?” Tanya seseorang dalam sebuah perkumpulan yang kunamai ‘The Breakfast Lesson’.  Karena disini, di meja sebuah kedai kopi, Kita berlima selalu melakukan ritual sarapan di setiap hari Sabtu. Dengan Jovi selaku ketua, yang pertama kali mencetuskan ide konyol ini.

“Semalam Aku bermimpi.” Seorang gadis merekatkan syal merah marun rapat-rapat ke lehernya. Wanda.  Perempuan dengan hidung paling bangir di antara Aku, Jovi, Alissa dan Pram.
“Mimpi indah kah?” Seseorang itu bertanya lagi. Jovi memang selalu ingin tahu ini-itu. Selalu ada pertanyaan yang terlontar setiap kali kami mengobrol. Entah itu pertanyaan yang dia sudah tahu jawabannya, maupun pertanyaan retoris, pasti  Dia tanyakan. Di jidatnya mungkin sudah tertancap pepatah malu bertanya, sesat di jalan.
Wanda mengaduk kopi di cangkirnya. “Kurasa, ya.”
“Kalau aku..  Aku mimpi dapat duit banyak.”  Seru seseorang yang lain. Pram. Laki-laki yang pada pagi hari ini memakai kaus berkerah warna biru tua. Lengkap dengan rambut moddisay nya yang Ia sisir asal-asalan. “Kayaknya Aku bakal jadi calon bilioner.” Cengirnya. Alissa tak bersuara. Kurasa Dia tidak tertarik dengan topik di Sabtu pagi kali ini.
“Kalau Aku....” Aku menunduk. Mengingat. Mengerjap-ngerjapkan mata. “Aku nggak tau. Udah lama Aku nggak bermimpi.”
“Oh ya? Kenapa bisa?” Alissa mulai angkat bicara. Sedangkan Pram mulai menyantap sarapannya.

“Entah. Mungkin Aku terlalu nyenyak tidur.” Jawabku sekenanya.
“Atau kamu terlalu kenyang menyantap kenyataan yang melelahkan?” Timpal Jovi sok puitis.
“Ya, terlalu kenyang sampai-sampai Aku harus belajar caranya muntah.”
“Sampai-sampai kamu lupa caranya bermimpi.”
“Hm.”
Sabtu yang berhujan. Aku benci hujan di pagi hari. Entah kenapa Aku jadi tiba-tiba  benci percakapan ini.


*
 
Sebenarnya, ada tanda tanya besar di kepala ketika Aku berjalan pulang ke rumah. Kapan terakhir Aku bermimpi? Sudah lama sekali, kurasa. Adakah yang salah pada otakku ketika Aku tertidur? Apakah jatahku untuk bermimpi sudah tandas?

Aku ingin mencobanya. Kutarik selimut sampai ke dada. Lalu berdoa, jagalah Aku dalam tidur. Semoga aku mimpi indah. Ameen.  Pelan ku pejamkan mata.  Gelap.  Suara di sekitar sedikit mengabur. Lalu aku tak ingat apa-apa lagi.
Keesokan paginya, Aku terbangun dengan isi kepala  yang kosong. Maksudku, Aku tak ingat apakah semalam Aku bermimpi atau tidak. Aku duduk di bibir ranjang sejenak untuk meregangkan badan. Sambil mengingat mimpi apa yang semalam singgah pada tidurku?  5 menit berlalu.  10 menit.  Aku benar-benar tidak ingat.
Malam berikutnya, Aku ingin mencoba untuk bermimpi lagi. Kutenggak segelas susu hangat yang menurut salah satu rubrik Tips Sehat di majalah berkata:  Meminum segelas susu hangat bisa membuat badan menjadi lebih rileks saat tidur. Maka, setelah susu di gelas itu habis, berbaringlah Aku di ranjang. Bergelung ke dalam selimut dan mulai berdoa, jagalah Aku dalam tidur. Semoga Aku bisa bermimpi indah. Ameen.  Kututup mata. Semesta mengabur.  Yang kudengar hanya tik tok tik tok jam dan suara cicak di dinding.  Aku seperti melayang. Kemudian hening...... Yang terekam di dalam otakku hanyalah punggung seseorang dengan kaus berkerah. Aku tak yakin itu Pram. Tapi.. entahlah. Tiba-tiba Aku berada di sebuah ruang hampa udara. Sesak. Seperti ada yang mengikat paru-paruku untuk tidak bisa bernapas. Lalu aku berlari, dan mendapati diriku berdiri di ambang jurang.  Lalu aku melompat.  Hap! Jantungku berkedut. Aku terbangun.  Buru-buru Aku menuliskan mimpi tadi pada buku jurnal mimpiku. Kutulis dengan mode tulisan cakar ayam. Aku takut keburu lupa.

6 November...

Mimpi. Punggung seseorang. Kaus berkerah.  Pram?  Aku Sesak napas. Jatuh ke jurang.

Hanya itu yang bisa kuingat.
 
*

“Maya, bangun. Mau kuliah nggak?”
“Ah, Ibu. Ganggu aja. Memang sekarang jam berapa?”
“7 lewat lima belas.”
 
9 November...
Mimpi. Punggung seseorang lagi. Aku Yakin itu Pram. Wangi bunga krisan di beberapa tempat. Dan seseorang berucap selamat tinggal. Entah siapa.                
“Pram!” Aku menemukan sosok Pram ketika sampai di Kampus.
       
“Maya!”
         
“Aku punya kabar gembira.”
         
“Aku juga”
         
“Oh ya? Kebetulan.”
Pram mengangguk. “Oke. Kamu duluan yang cerita.” Lalu, kuceritakan semua yang terjadi. Bahwa, Aku bisa kembali bermimpi.
“Bagus deh, kalau ternyata kamu bisa mimpi lagi. Oh ya, Aku dapet hadiah paket liburan ke Bali selama 7 hari.”  Pram berseri-seri. Raut wajahnya tak bisa dibohongi, kalau dia sedang berbahagia.
“Oh ya? Mimpi kamu jadi bilioner jadi kenyataan dong.  Kapan berangkat?”
“Lusa.”
Sepertinya waktu terlalu cepat berlalu sampai Pada hari ini, Pram akan berangkat untuk berlibur ke Pulau Dewata.
“Kamu. Baik-baik ya disana. Jangan lupa bawain oleh-oleh buatku dan buat temen-temen.”

“Siap non! Kamu juga.  Baik-baik disini.  Jangan bolos kuliah terus.”  Pram menepuk bahuku lembut.  Aku Cuma nyengir. “Dadah Maya. Dadah semuanya.  Aku pergi.” Pram berbalik. Memunggungi Kami semua. Berjalan menaiki Busnya.
 
“Hey anak muda, hati-hati di jalan.” Wanda  berteriak. “Dadaaah” Kami semua melambaikan tangan tanda perpisahan.
Aku tersenyum. Melepas kepergian Pram. Pram dengan kaus berkerahnya. Kali ini  warna biru keunguan. Dengan rambut yang hari ini entah kenapa disisir rapi. Dengan wajah damai yang lebih bersahabat daripada biasanya. Pram yang tengil,  yang rambutnya selalu Dia ubah sesuai style rambut anak remaja zaman sekarang, yang selalu pakai kaus berkerah kemana-mana. Yang selalu pesan Capuccino untuk melengkapi sarapan di hari Sabtu. Yang mengajakku berkenalan ketika kita masih sama-sama menjabat menjadi Osis pada masa SMA dulu . Ah, kenangan bersama Pram dan perkumpulan ‘The Breakfast Lesson’ tiba-tiba berlarian menari-nari di fikiranku. Kenapa harus tiba-tiba ingat hal-hal semacam ini ketika kita sedang berpamitan dengan seseorang? Ah, Kenapa rasanya aneh? Ketika punggung Pram menjauh, kenapa rasanya.. ini akan jadi kali terakhir aku bisa melihat Dia?
 
Pram ternyata benar-benar pergi. Dan tidak akan pernah kembali.
Kata Jovi, Apa yang terjadi saat ini adalah takdir. Takdir bagaimana lewat mimpi,  seharusnya Aku bisa tahu seseorang akan pergi.
Bus yang ditumpangi Pram menuju Bali, amblas masuk ke jurang. Menurut berita yang kudapat,  kecelakaan terjadi saat jam 2 dini hari. Ketika serombongan mahasiswa yang menang undian untuk berlibur gratis selama 1 minggu di Bali, pada akhirnya harus berakhir dengan kejadiaan naas seperti ini.
Ternyata, tidak perlu lagi mimpi muluk-muluk. Semua kandas pada tempatnya. Pupus pada waktunya. Lalu, buat apa bermimpi? Kalau pada akhirnya kita tertipu oleh dunia yang jauh dari kenyataan. Pada suatu horizon alam bawah sadar yang tak kasat mata? Untuk apa? Untuk apa kita bermimpi? Kalau ternyata, seseorang yang seringkali kita jumpai dalam mimpi, kenyataannya harus pergi sampai-sampai dia tak bisa lagi kembali?
Aku menangis sejadi-jadinya. Menangisi kepergian Pram yang secara tiba-tiba. Mengutuk diriku yang tidak peka atas apa yang terlintas dalam mimpiku. Mimpi yang berulang kali sama. Mimpi tentang Pram. Tentang jurang. Tentang kematiannya.  Ah.
 
Semilir angin sayup-sayup membawa aroma Krisan menelusup rongga hidungku. Aroma tubuh Pram. Dia masih di sini, kurasa.
  
***



Jumat, 12 September 2014

sebuah kebetulan

Diposting oleh dita amalia di 07.16 3 komentar
Saat itu aku sedang duduk di sebuah kendaraan umum bersama temanku. 
Di depanku duduk seorang laki-laki dengan jaket hitam. Aku melihatnya. Wajahnya unik. seperti terdapat berbagai keindahan disana.seperti gambaranku pada sesosok tokoh dalam novel yang sedang kubaca.

Aku meliriknya berkali-kali. Maybe that's love for the first sight. Tak berapa lama kemudian, banyak penumpang masuk. Hilir mudik dari mulai ibu-ibu, sampai lansia, menyeruak ke dalam tuk memilih tempat duduk.

Dia pergi. Laki-laki itu. Ia mengalah kepada seorang perempuan berambut gimbal yang sibuk dengan ponselnya. Mengikhlaskan tempat duduknya untuk diduduki perempuan itu. Dia beranjak ke belakang. Mataku mengekor langkahnya. Menyelidik apa saja yang dia kerjakan; dia hanya diam. Berkutat dengan fikirannya yang secara damai menatap keluar jendela. Tak berapa lama kemudian, Dia turun. Selang beberapa menit, aku pun turun.

Sampai di tempat tujuan, aku masih mengingatnya. Mengingat jaket hitamnya, sepatu ketsnya. Juga ketika di rumah, Aku mulai menciptakan dan memposisikan dirinya seperti dalam tokoh novel yang sedang kubaca itu. Ke dalam khayalku, aku memikirkan petualangan-petualangan absurd dan sekotak tujuan perjalanan yang mungkin suatu saat bisa kubagi, dengan orang asing itu. suatu pemikiran bodoh yang seharusnya kutanggalkan.

Aku berdialog dengan hatiku. Kenapa harus dia yang kuingat? padahal baru dalam hitungan jam saja aku melihatnya. Itupun dalam keadaan tak disengaja. Tapi.. kalaupun memang iya aku menaruh simpati, toh aku pasti bakal ketemu dia lagi. Hatiku menyimpulkan.



Benar saja. Ternyata, Dunia memang sempit....


image from tumblr





Dita Amalia,
31-08-14




Senin, 08 September 2014

Sound Recording Tutorial (Cara Merekam Suara)

Diposting oleh dita amalia di 05.40 0 komentar
Cara merekam suara

1. Mengoperasikan tiang boom 

Boom mengambil pola yang sangat terarah. Variasi pengambilan pola tergantung pada mikrofon. Dengan demikian, posisi mikrofon harus disesuaikan. 

Idealnya, mikrofon harus diposisikan di atas dan sedikit di depan subjek; menunjuk ke area mulut atau tenggorokan. jaraknya kira-kira 45 derajat. jangan terlalu jauh dan dekat yang penting dapat dicapai oleh subjek.

Posisi alternatif
Akan lebih nyaman untuk memegang tiang boom dengan menyandarkannya di bahu.
Jangan batasi dirimu.  posisi tidaklah penting selama kamu bisa bertahan dan mendapatkan hasil suara sesuai dengan yang diinginkan dari boom.

2. Pengaturan Mikrofon Nirkabel Lavalier :

Lavalier mengambil pola omnidirectional. yaitu mengambil suara yang sama dari semua arah

Biasanya, lavalier di letakan di baju atau dada dan transmitternya di celana atau saku celana. Lavalier Biasanya mikrofon lavalier terpotong untuk pakaian atau melekat pada tubuh di atas tingkat jantung pada dada subjek.

 Pada lavalier mikrofon, untuk mencegah suara lain masuk atau yang sering disebut noise, lavalier mempunyai lingkaran yang dapat melindungi dan memperbaiki dari kejadian itu. Lavalier mikrofon kadang-kadang ditempatkan terbalik untuk mencegah terdengarnya tarikan nafas atau membuang nafas. 

3.Transmitter

Lavalier mikrofon terhubung dengan transmitter, yang melekat pada pakaian subjek. Cara pemancar dan mikrofon lavalier tersembunyi tergantung pada situasi, skenario dan pakaian subjeknya.

4. Receiver

Pemancar nirkabel akan mengirim dan menjemput sinyal suara ke receiver. Receiver mentransfer suara ditangkap dengan mixer atau recorder melalui kabel. Transmitter dan receiver harus diatur pada saluran dan frekuensi tingkat yang sama agar mereka dapat terhubung. 

5.Sound Mixer/Recorder

Frekuensi ditangkap pada 48,0 kHz untuk rekaman film dan 44.1 kHz untuk rekaman musik. Tingkat sensitivitas rekaman suara dapat diatur dengan pengaturan gain dan tingkat levelnya, lebih baik untuk mempertahankan tingkat audio pada sekitar -12 dB sampai -6 dB. 
Tidak sepenuhnya bergantung pada headphone, itu tidak memungkinkan Anda untuk mendengar bagaimana itu benar-benar terdengar. sebaliknya, gunakan koordinasi untuk hasil yang lebih baik. 


Kamis, 21 Agustus 2014

untuk tugas tata suara

Diposting oleh dita amalia di 07.20 0 komentar
tepatnya hari selasa 2 minggu yang lalu, Pa Budi--salah satu guru di broadcast yang kali ini ngajar tata suara, nyuruh kelasku buat merekam bunyi/suara apapun asalkan durasinya 1 menit. Dan, ini dia hasil pekerjaanku selama kurang lebih 15 menit keliling sekolah untuk nemuin sesuatu yang menghasilkan suara (?) untuk di record.
geje sih, tapi, ya, berhubung ini tugas dan harus di upload ke blog, ya udah aku posting aja.

https://soundcloud.com/chocodit/dita-amalia-dug-dug-bola-basket-cocoditalateblogspotcom

Senin, 18 Agustus 2014

Review&Quote : Jatuh Cinta diam-diam nya Dwitasari

Diposting oleh dita amalia di 07.10 0 komentar




Judul                 : Jatuh Cinta Diam-Diam
Penulis              : Dwitasari
Penerbit            : Plotpoint
ISBN                  : 9786029481556
Jumlah halaman : 217 hlm
Tahun terbit      : 10 Januari 2014

Setiap orang punya caranya sendiri untuk mencintai; memilih untuk diam, memerhatikan dari jauh, atau mendoakan diam-diam. Setiap orang punya caranya sendiri untuk jatuh cinta tanpa membaginya dengan orang yang dia cinta. Setiap orang juga punya cara sendiri untuk berbagi tawa dan menyembunyikan tangisnya sendiri.

Setelah sukses dengan Raksasa Dari Jogja, Dwitasari kini mengumpulkan 14 kisah ini. Kisah tentang kebahagiaan mencintai dan kepedihan memendam cinta. Kisah tentang orang-orang yang menyimpan sebuah nama di hati mereka. Kisah yang akan membuat kita bertanya, "Apa halangan untuk nyatakan cinta?"
Itu dia cukilan dari salah satu karya Dwitasari. Pemilik akun @dwitasaridwita ini mampu menyuguhkan kisah-kisah dan halangan untuk menyatakan cinta dalam omnibook keempatnya : Jatuh Cinta Diam-Diam.

Omnibook ini memuat 14 cerpen yang masing masing bercerita tentang cinta terpendam yang sulit untuk diungkapkan. Ini dia beberapa ulasan singkat mengenai isi cerpen dan beberapa quote-nya khusus buat kamu yang mungkin mau baca omnibook ini atau buat kamu, iya kamu yang sampai saat ini belum berani bilang cinta ke orang yang kamu suka sehingga yang kamu lakukan cuma jatuh cinta diam-diam.

1. “Rasa”  
     kisah tentang seorang penjual mie ayam dari wonogiri  yang menjadi teman curhat seorang pelanggan setianya.

Apa yang lebih sakit daripada ditinggalkan seseorang yang paling kau sayang? Tentu saja ada. Ada yang lebih sakit daripada itu. Mencintai seseorang yang begitu dekat, tapi cinta yang selalu tumbuh itu tak pernah menyentuh dan menjamah.  (Hal 13)
Mungkin lain kali, pada pelukan entah yang keberapa, aku akan mengatakan—aku mencintainya. (Hal 13)
-Rasa 


2. “Melihatmu” 
    Cerita tentang Seorang dokter perempuan yang kaku dan seorang pelukis yang hidupnya penuh drama

“Kalau pulang untuk melihat seseorang yang sudah pergi, apa tetap menyenangkan?” (Hal 20)

Aku selalu jadi pendengar yang baik, juga penonton yang tak banyak mengeluh. (Hal 21)

Aku mencintainya. Cinta yang berusaha kusembunyikan dalam setiap sikap dinginku. (Hal 25) Tapi, pria pelukis itu nggak pernah menyadari. Betapa perempuan kaku selalu punya rahasia yang sulit diselami (Hal 28)
-Melihatmu

3.“Di ujung Hari” 
    Berkisah tentang Fira, yang terpaksa harus pergi ke Palu untuk merawat neneknya

Apa yang kau rasakan jika kelahiranmu diiringi dengan kesedihan keluargamu karena ibumu harus meregang nyawa, pergi meninggalkanmu setelah mengizinkanmu menghirup udara untuk kali pertama? (Hal 34)

Kadang, kesepian hanyalah soal perasaan. Bukan kenyataan (Hal 40)
-Di ujung Hari

4. “Jari manis” 
     Zaya, yang seringkali terlibat demo mahasiswa ditolong oleh seseorang yang belum pernah Ia lihat sebelumnya
Biarlah semua cinta tetap ada walaupun terjebak dalam diam. (Hal 57)
-Jari Manis

5. “Dalam Tawa”
     Cerita tentang Haryo yang ingin memenangkan ajang stand up comedian dengan Alissa yang mengajarinya

“Its okay, yang pertama selalu full of shit, kok. Itulah makanya lebih baik kita menikah dengan cinta terakhir daripada cinta pertama” Haryo. (hal 65)

Aku tak boleh tergesa-gesa menyebut segalanya cinta. Cinta bukan sepaket perkenalan yang terbentuk tanpa proses. (Hal 67)
-Dalam Tawa


6. “Komedi Kampus”
     Recaya yang awalnya ogah masuk Kelas Kebudayaan Indonesia akhirnya semangat karena Pak Jaran, dosen mata kuliahnya yang berparas tampan

“Kamu hanya perlu mempercayai kata hatimu. Kadang yang terlihat belum tentu yang sesungguhnya terjadi” Pak Jaran (Hal 90)
-Komedi Kampus 



7. “Susu Kaleng”  
     Kisah antara Dian,Reksa, dan ritual yang biasa mereka lakukan setiap pagi 

Memang dia malu, tapi apa yang lebih manis dari digoda teman-teman lain seperti  semasa SD dulu? (Hal 102)

“Itu nggak sedih. Rindu sama seperti cinta—Tak berkesudahan” Dian (hal 104)
-Susu Kaleng


8. “Memilih” 
     Tentang Ayesha dan janu. Antara salib dan jilbab

“Aku bukan sok dewasa, aku hanya nggak ingin dipaksa” Ayesha (Hal 116)

“Lagipula, apa yang kamu harapkan dari seseorang yang tempat ibadahnya berbeda denganmu? Penyatuan? Omong kosong!” Papa Ayesha (hal 117)

Jatuh cinta diam-diam. Saling merasakan, tapi belum ada yang mau mengungkapkan. Meski keduanya saling tahu bahwa bagi satu sama lain, keduanya bukan sekedar teman. (Hal 118)

“Jika semua arah terlihat salah, mungkin akan lebih baik kalau kita nggak sekadar berjalan ke depan, tapi juga melihat ke atas. Melihat ke arah Dia yang mengawasi kita.” Janu (Hal 119)

“mungkin bukan lelah bermimp, hanya kelelahan memperjuangkan mimpi agar segera jadi nyata.” Janu (Hal 119)
-Memilih


9. “Pertemuan” 
     Bercerita tentang Cleo yang bertemu dengan seorang pemuda ketika dia akan berangkat ke Jogja menaiki bus

Akan sulit bertindak seperti biasa karena ketika seorang gadis duduk berdekatan dengan pemuda yang membuat debaran jantung berdetak tak karuan.  Apalagi jika pemuda itu mirip dengan seseorang yang seharusnya dilupakan. (Hal 130)
-Pertemuan


10. “Melepas matahari”
      Antara seorang mahasiswi, Bagas, dan Donna

“Rasa ingin tahu ternyata bisa berevolusi jadi perasaan sayang, itu yang gue sadari selama ini.” (Hal 149)
-Melepas Matahari


11. “Perpisahan Sunyi”
       Bercerita tentang seorang pemuda pendukung persija dan perempuan pendukung persib yang dipertemukan kembali dalam sebuah pertandingan sepak bola

Aku merasa seperti dilemparkan waktu untuk kembali ke masa lalu, saat cinta masih begitu tulus dan tanpa tuntutan. Saat cinta tak butuh pengungkapan, tapi cukup dengan tindakan, bukan sekedar perkataan. (Hal 161)

Ah, betapa melupakan sungguh sangat sulit, meskipun aku begitu yakin telah mengikhlaskan. (Hal 162)
-perpisahan sunyi

12. “Pergi”
       Nadea yang akan melakukan apapun demi hubungan teman yang sudah dikenalnya sejak SD, Regy, dan pacarnya, Tasya

Sangat menyakitkan jka kamu ingin menolong seseorang, tapi kamu merasa bahwa kamu bukan siapa-siapa, sehingga kamu tak punya hak untuk menolongnya. Sangat menyakitkan jika kamu hanya bisa diam di tempatmu tanpa berusaha untuk menolong orang yang sangat ingin kamu tolong. (hal 175)

Bukankah memendam cinta adalah satu-satunya yang bisa dia lakukan? (hal 181)
-Pergi


13. “Harapan dan Bayangan” 
      Seorang siswi kelas XI SMA yang menjalin hubungan lewat telepon dengan seorang pemuda. Mereka akhirnya bertemu, dan..

Aku bertanya-tanya apakah cinta sungguh-sungguh bisa hadir dari sosok bertubuh kaku dan dingin bernama—ponsel?  (Hal 184)

“Apa arti menunggu jika yang kamu dapatkan lebih dari yang kamu harapkan?”  (hal 187)

“jangan jadi perempuan munafik, dek. Wanita itu bisa jatuh cinta hanya karena mendengar, kalau pria bisa jatuh cinta karena melihat” (hal 193)

“Orang yang paling sayang sama kamu adalah yang meluk kamu saat nangis begini.” Zaky (hal 199)
-Harapan dan Bayangan


14. “Diakhiri Dengan Pelukan” 
      Tentang Anesh, Elma, dan seorang pemuda yang kesemuanya mengalami kesalahpahaman

“Aku senang nulis tentang kamu karena dalam tulisan, sosok kamu bisa abadi.” Anesh (hal 205)

“Perempuan kadang tak berterus terang tentang apa yang ada dalam hatinya. Aku kira kamu memahami hal itu, ternyata enggak. “ Anesh (hal 209)

“Kita terlalu egois untuk menyatakan perasaan, sama-sama bertahan dengan anggapan masing-masing, dan nggak tahu yang sebenarnya terjadi.” (Hal 210)
-Di akhiri dengan pelukan 

Well, Kelebihan buku ini ada pada ilustrasi covernya yang menarik. Covernya asli bikin penasaran.
Nah kekurangannya itu mungkin terletak pada beberapa cerita yang terkesan mainstream atau garing.
Tapi secara keseluruhan, buku ini oke ko ;)


P.S : makasih buat @elvactvny  yang udah minjemin novel (omnibook) ini ke aku hihi :3

Jumat, 15 Agustus 2014

Foto

Diposting oleh dita amalia di 08.08 0 komentar
Dia melihat ke arahku
Dia tersenyum kepadaku. Oh! 
Gurat halus emosi belia usia 17
Lengkungan hitam dibawah mata samar-samar hidung mencuat ke atas 
Kutelusuri pelan-pelan 
pelan sampai  kusentuh pipinya dan yang terasa hanya lempengan tipis kertas khusus;
Wajahnya dingin tergambar dalam sebingkai foto.

Apa kamu lihat-lihat?

Mengapa kamu tidak bergerak dan diam saja?
Jawab!
Mulutmu tak akan membisu kan kalau kutantang kau untuk bicara?
Tapi apa daya ku? kalau aku tak berani menatap langsung matamu dan hanya mampu menelusurinya hanya dari sebingkai foto?








Dita Amalia, 
15/08/14

Senin, 21 Juli 2014

cari angin

Diposting oleh dita amalia di 10.15 0 komentar


tadi malam aku berjalan sendirian mencari udara segar di luar sana.

langit memang sudah sepenuhnya hitam. tapi raung para pedagang bergerobak, maupun sorak sorai anak-anak dengan petasan di genggaman masih penuh memberisiki telinga orang-orang yang sedang berjalan kaki maupun yang menghambur mengendarai sepeda motor dengan kebut-kebutan
maklum, sekarang adalah hari dalam salah satu tanggal di bulan ramadhan yang kerap kali digunakan para umat islam untuk menjalankan ibadah dan meraih pahala sebanyak-banyaknya. banyak orang berlalu lalang dengan sajadah di jinjingan sambil berdzikir menuju masjid atau sekedar cari angin (?) sepertiku di luar sini.

aku hanya berjalan dengan arah tanpa tujuan
tanpa tutup kepala yang biasa aku kenakan
ah, masabodo. yang sedang kulakukan disini hanya berhenti, lalu menunggu pintu rumahmu terbuka tanpa perlu ku ketuk terlebih dahulu isyarat ada seseorang yang hendak bertamu.
melihat kamu melongok di balik pintu pagar lalu berjalan masuk kembali ke dalam rumah.
dan aku hanya bisa menelusuri kokohnya punggungmu di bawah cahaya lampu remang-remang yang di kerubungi serangga malam.

tapi nyatanya kau tak keluar untuk membukakan pintu dan membelakangiku.
hanya suara amin yang menggema lewat speaker masjid yang berada di sebelah rumah tetanggamu.
oh. mungkin suaramu ada di antara ucapan amin orang-orang di dalam masjid sana
anak sholeh,kamu. tak seperti aku.

jadi, ku tandaskan malamku untuk menatap agak lama. Menyelusup ke balik pagar besi dan mengamati lekat-lekat plang nomor rumahmu. Sambil menghitung berapa banyak ucapan amin yang mengudara ketika kakiku melangkah untuk kembali pulang ke rumah.



21/7/14

Jumat, 30 Mei 2014

-

Diposting oleh dita amalia di 07.20 0 komentar
i have stuck with this feeling. i don't know what am i fighting for. i'm just a little poor girl. i just waiting for my happily ever after. i just need an ending. i just waiting my happy ending. it sucks to be me




Minggu, 18 Mei 2014

malam ini

Diposting oleh dita amalia di 06.46 0 komentar
Ia mengulum sederet kata.

lalu merapalnya dalam doa
Ada sungai mengalir deras dari kedua rongga matanya
yang bolong
pipinya basah
aku diam saja
pura-pura tak tahu apa-apa 



incident; incident(ally)

Diposting oleh dita amalia di 06.04 0 komentar
Jalan yang lengang tak begitu ramai di tengah hujan deras diselingi petir sambar menyambar. Sekonyong-konyong kedua kendaraan dari arah yang sama berhimpit. Kedua motor itu bertabrakan. Bertumpuk--orang-orang menatap iba. Terlihat darah mengucur dari masing-masing korban. Orang-orang berlalu lalang menutup sebagian wajahnya dengan tangan. Bergidik ngeri.

Kala itu aku dan ibuku sedang mencari sesuatu di toko pinggiran jalan raya. saat hujan deras 27 oktober 2013. dan salah seorang korban luka-luka itu adalah tetanggaku bersama keluarganya.

Sabtu, 17 Mei 2014

The boy who wear a glasses

Diposting oleh dita amalia di 06.54 0 komentar
I see the boy with his glasses
staring at me as fast as I go
me too. wearing a glasses
But he didn't. Something wrong
Where his glasses were gone?
Sinichi, where did you go?
Ran is waiting for you
Come back, tell Ran that you love her. Tell Ran that something's happened to you. Tell me boy
Where did your glasses were gone?
because i can't see a black frame put around in your eyes again
Something is missing.




Jumat, 16 Mei 2014

Gara-gara duduk di belakang

Diposting oleh dita amalia di 05.51 2 komentar
Jumat yang suntuk
aku duduk dibelakang
aku dan teman sebangku.
jumat tadi ada ulangan pemrograman mendadak
aku yang ngga mengerti sama sekali
cuma duduk melongo sambil mengerjapkan mataku yang memang sudah miopi
duduk di paling belakang membuat soal yang ditampilkan di papan tulis lewat infokus tampak begitu buram
salahku kenapa memilih tempat duduk disitu
awalnya soal-soal itu tak mudah kupahami tapi setelah dicoba diutak-atik ternyata jawabannya ketemu
Tapi ternyata, aku salah soal
sampai akhirnya nilai ulangan pemrogramanku pun 0.

penyesalanku memilih duduk di belakang pun tak berhenti sampai disitu.
lanjut jam pelajaran ketiga aku pun harus mengikuti ulangan sistem komputer.
cara ulangannya pun sama; ditampilkan lewat infokus
aku dan pandanganku yang tampak blur harus mengejakan soal-soal itu pada teman sebangku yang juga bermata minus dan-yah kacamatanya hilang
Kita sama-sama kalang kabut kala mengerjakan soal yang terpaku oleh waktu pengerjaan yang sudah ditentukan
Soal-soal itu terlewat-lewat meskipun akhirnya terjawab dalam nomor yang terbalik atau tertukar
alhasil, aku harus mengikuti remedial (lagi) karena nilaiku jeblos dibawah KKM


 

Iini Jumatku. Bagaimana dengan Jumatmu?

16/05/14

Rabu, 07 Mei 2014

seventh day in the month of may

Diposting oleh dita amalia di 07.16 0 komentar
aku ingin mengucap 3 patah kata itu
buatmu yang sedang berbahagia disambut angka 17 tahun
biar, aku ucapin kata itu meskipun kamu ga ngucapin itu 1 bulan lebih 1 hari yang lalu buatku
aku menunggu saat ini. saat aku bilang 3 kata itu dan kamu balas dengan ucapan terimakasih
karna itulah satu-satunya kesempatan dimana aku bisa ngetik sesuatu yang langsung bisa dibaca sama kamu



Happy birthday. Happy birthday my dearest evergreen. Happy sweet seventeen. I hope that you become a real man. I pray that your dream, and what are you hoping for will come true. Happy growing up for getting older. Love you as always 





selamat ulang tahun.
semoga belum terlambat

07/05/14

Minggu, 16 Maret 2014

ever, green

Diposting oleh dita amalia di 09.01 0 komentar
kalo ditanya kenapa, aku gatau harus jawab apa.
aku... gatau kenapaku suka dia.
aku juga gatau, buat apa aku nungguin dia selama ini?
padahal, apasih istimewanya dia sampe-sampe aku kuat mendem perasaan yang kekanak-kanakan ini?
ah
setiap ditanya : "Kamu suka siapa sih Dit?"
aku jawab, aku suka dia. si anak bercelanhijau itu loh. cemara

Tapi tapi, aku udah ga suka
tapi pas inget, pas liat,
aku jadi suka lagi.
ah

kenapa? aku jadi candu menunggu? orang yang jelas-jelas, aku sendiri nggak tau, untuk apa dia ditunggu.



"after all this time?"
                                 "after all this time?"
                                    
"always" I said


:)

Diposting oleh dita amalia di 07.54 0 komentar
alisnya bertaut tebal seperti rendengan ulat bulu
Bibirnya setipis diameter mulut ikan koi
Hidungnya setajam pensil faber castle yang baru saja kuraut tadii malam

aku pengen ngeliat ke belakang. Tapi aku takut.
Semangat ya, latihanny
:)
 

Chocodit Escape Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos