Kamis, 21 Agustus 2014

untuk tugas tata suara

Diposting oleh dita amalia di 07.20 0 komentar
tepatnya hari selasa 2 minggu yang lalu, Pa Budi--salah satu guru di broadcast yang kali ini ngajar tata suara, nyuruh kelasku buat merekam bunyi/suara apapun asalkan durasinya 1 menit. Dan, ini dia hasil pekerjaanku selama kurang lebih 15 menit keliling sekolah untuk nemuin sesuatu yang menghasilkan suara (?) untuk di record.
geje sih, tapi, ya, berhubung ini tugas dan harus di upload ke blog, ya udah aku posting aja.

https://soundcloud.com/chocodit/dita-amalia-dug-dug-bola-basket-cocoditalateblogspotcom

Senin, 18 Agustus 2014

Review&Quote : Jatuh Cinta diam-diam nya Dwitasari

Diposting oleh dita amalia di 07.10 0 komentar




Judul                 : Jatuh Cinta Diam-Diam
Penulis              : Dwitasari
Penerbit            : Plotpoint
ISBN                  : 9786029481556
Jumlah halaman : 217 hlm
Tahun terbit      : 10 Januari 2014

Setiap orang punya caranya sendiri untuk mencintai; memilih untuk diam, memerhatikan dari jauh, atau mendoakan diam-diam. Setiap orang punya caranya sendiri untuk jatuh cinta tanpa membaginya dengan orang yang dia cinta. Setiap orang juga punya cara sendiri untuk berbagi tawa dan menyembunyikan tangisnya sendiri.

Setelah sukses dengan Raksasa Dari Jogja, Dwitasari kini mengumpulkan 14 kisah ini. Kisah tentang kebahagiaan mencintai dan kepedihan memendam cinta. Kisah tentang orang-orang yang menyimpan sebuah nama di hati mereka. Kisah yang akan membuat kita bertanya, "Apa halangan untuk nyatakan cinta?"
Itu dia cukilan dari salah satu karya Dwitasari. Pemilik akun @dwitasaridwita ini mampu menyuguhkan kisah-kisah dan halangan untuk menyatakan cinta dalam omnibook keempatnya : Jatuh Cinta Diam-Diam.

Omnibook ini memuat 14 cerpen yang masing masing bercerita tentang cinta terpendam yang sulit untuk diungkapkan. Ini dia beberapa ulasan singkat mengenai isi cerpen dan beberapa quote-nya khusus buat kamu yang mungkin mau baca omnibook ini atau buat kamu, iya kamu yang sampai saat ini belum berani bilang cinta ke orang yang kamu suka sehingga yang kamu lakukan cuma jatuh cinta diam-diam.

1. “Rasa”  
     kisah tentang seorang penjual mie ayam dari wonogiri  yang menjadi teman curhat seorang pelanggan setianya.

Apa yang lebih sakit daripada ditinggalkan seseorang yang paling kau sayang? Tentu saja ada. Ada yang lebih sakit daripada itu. Mencintai seseorang yang begitu dekat, tapi cinta yang selalu tumbuh itu tak pernah menyentuh dan menjamah.  (Hal 13)
Mungkin lain kali, pada pelukan entah yang keberapa, aku akan mengatakan—aku mencintainya. (Hal 13)
-Rasa 


2. “Melihatmu” 
    Cerita tentang Seorang dokter perempuan yang kaku dan seorang pelukis yang hidupnya penuh drama

“Kalau pulang untuk melihat seseorang yang sudah pergi, apa tetap menyenangkan?” (Hal 20)

Aku selalu jadi pendengar yang baik, juga penonton yang tak banyak mengeluh. (Hal 21)

Aku mencintainya. Cinta yang berusaha kusembunyikan dalam setiap sikap dinginku. (Hal 25) Tapi, pria pelukis itu nggak pernah menyadari. Betapa perempuan kaku selalu punya rahasia yang sulit diselami (Hal 28)
-Melihatmu

3.“Di ujung Hari” 
    Berkisah tentang Fira, yang terpaksa harus pergi ke Palu untuk merawat neneknya

Apa yang kau rasakan jika kelahiranmu diiringi dengan kesedihan keluargamu karena ibumu harus meregang nyawa, pergi meninggalkanmu setelah mengizinkanmu menghirup udara untuk kali pertama? (Hal 34)

Kadang, kesepian hanyalah soal perasaan. Bukan kenyataan (Hal 40)
-Di ujung Hari

4. “Jari manis” 
     Zaya, yang seringkali terlibat demo mahasiswa ditolong oleh seseorang yang belum pernah Ia lihat sebelumnya
Biarlah semua cinta tetap ada walaupun terjebak dalam diam. (Hal 57)
-Jari Manis

5. “Dalam Tawa”
     Cerita tentang Haryo yang ingin memenangkan ajang stand up comedian dengan Alissa yang mengajarinya

“Its okay, yang pertama selalu full of shit, kok. Itulah makanya lebih baik kita menikah dengan cinta terakhir daripada cinta pertama” Haryo. (hal 65)

Aku tak boleh tergesa-gesa menyebut segalanya cinta. Cinta bukan sepaket perkenalan yang terbentuk tanpa proses. (Hal 67)
-Dalam Tawa


6. “Komedi Kampus”
     Recaya yang awalnya ogah masuk Kelas Kebudayaan Indonesia akhirnya semangat karena Pak Jaran, dosen mata kuliahnya yang berparas tampan

“Kamu hanya perlu mempercayai kata hatimu. Kadang yang terlihat belum tentu yang sesungguhnya terjadi” Pak Jaran (Hal 90)
-Komedi Kampus 



7. “Susu Kaleng”  
     Kisah antara Dian,Reksa, dan ritual yang biasa mereka lakukan setiap pagi 

Memang dia malu, tapi apa yang lebih manis dari digoda teman-teman lain seperti  semasa SD dulu? (Hal 102)

“Itu nggak sedih. Rindu sama seperti cinta—Tak berkesudahan” Dian (hal 104)
-Susu Kaleng


8. “Memilih” 
     Tentang Ayesha dan janu. Antara salib dan jilbab

“Aku bukan sok dewasa, aku hanya nggak ingin dipaksa” Ayesha (Hal 116)

“Lagipula, apa yang kamu harapkan dari seseorang yang tempat ibadahnya berbeda denganmu? Penyatuan? Omong kosong!” Papa Ayesha (hal 117)

Jatuh cinta diam-diam. Saling merasakan, tapi belum ada yang mau mengungkapkan. Meski keduanya saling tahu bahwa bagi satu sama lain, keduanya bukan sekedar teman. (Hal 118)

“Jika semua arah terlihat salah, mungkin akan lebih baik kalau kita nggak sekadar berjalan ke depan, tapi juga melihat ke atas. Melihat ke arah Dia yang mengawasi kita.” Janu (Hal 119)

“mungkin bukan lelah bermimp, hanya kelelahan memperjuangkan mimpi agar segera jadi nyata.” Janu (Hal 119)
-Memilih


9. “Pertemuan” 
     Bercerita tentang Cleo yang bertemu dengan seorang pemuda ketika dia akan berangkat ke Jogja menaiki bus

Akan sulit bertindak seperti biasa karena ketika seorang gadis duduk berdekatan dengan pemuda yang membuat debaran jantung berdetak tak karuan.  Apalagi jika pemuda itu mirip dengan seseorang yang seharusnya dilupakan. (Hal 130)
-Pertemuan


10. “Melepas matahari”
      Antara seorang mahasiswi, Bagas, dan Donna

“Rasa ingin tahu ternyata bisa berevolusi jadi perasaan sayang, itu yang gue sadari selama ini.” (Hal 149)
-Melepas Matahari


11. “Perpisahan Sunyi”
       Bercerita tentang seorang pemuda pendukung persija dan perempuan pendukung persib yang dipertemukan kembali dalam sebuah pertandingan sepak bola

Aku merasa seperti dilemparkan waktu untuk kembali ke masa lalu, saat cinta masih begitu tulus dan tanpa tuntutan. Saat cinta tak butuh pengungkapan, tapi cukup dengan tindakan, bukan sekedar perkataan. (Hal 161)

Ah, betapa melupakan sungguh sangat sulit, meskipun aku begitu yakin telah mengikhlaskan. (Hal 162)
-perpisahan sunyi

12. “Pergi”
       Nadea yang akan melakukan apapun demi hubungan teman yang sudah dikenalnya sejak SD, Regy, dan pacarnya, Tasya

Sangat menyakitkan jka kamu ingin menolong seseorang, tapi kamu merasa bahwa kamu bukan siapa-siapa, sehingga kamu tak punya hak untuk menolongnya. Sangat menyakitkan jika kamu hanya bisa diam di tempatmu tanpa berusaha untuk menolong orang yang sangat ingin kamu tolong. (hal 175)

Bukankah memendam cinta adalah satu-satunya yang bisa dia lakukan? (hal 181)
-Pergi


13. “Harapan dan Bayangan” 
      Seorang siswi kelas XI SMA yang menjalin hubungan lewat telepon dengan seorang pemuda. Mereka akhirnya bertemu, dan..

Aku bertanya-tanya apakah cinta sungguh-sungguh bisa hadir dari sosok bertubuh kaku dan dingin bernama—ponsel?  (Hal 184)

“Apa arti menunggu jika yang kamu dapatkan lebih dari yang kamu harapkan?”  (hal 187)

“jangan jadi perempuan munafik, dek. Wanita itu bisa jatuh cinta hanya karena mendengar, kalau pria bisa jatuh cinta karena melihat” (hal 193)

“Orang yang paling sayang sama kamu adalah yang meluk kamu saat nangis begini.” Zaky (hal 199)
-Harapan dan Bayangan


14. “Diakhiri Dengan Pelukan” 
      Tentang Anesh, Elma, dan seorang pemuda yang kesemuanya mengalami kesalahpahaman

“Aku senang nulis tentang kamu karena dalam tulisan, sosok kamu bisa abadi.” Anesh (hal 205)

“Perempuan kadang tak berterus terang tentang apa yang ada dalam hatinya. Aku kira kamu memahami hal itu, ternyata enggak. “ Anesh (hal 209)

“Kita terlalu egois untuk menyatakan perasaan, sama-sama bertahan dengan anggapan masing-masing, dan nggak tahu yang sebenarnya terjadi.” (Hal 210)
-Di akhiri dengan pelukan 

Well, Kelebihan buku ini ada pada ilustrasi covernya yang menarik. Covernya asli bikin penasaran.
Nah kekurangannya itu mungkin terletak pada beberapa cerita yang terkesan mainstream atau garing.
Tapi secara keseluruhan, buku ini oke ko ;)


P.S : makasih buat @elvactvny  yang udah minjemin novel (omnibook) ini ke aku hihi :3

Jumat, 15 Agustus 2014

Foto

Diposting oleh dita amalia di 08.08 0 komentar
Dia melihat ke arahku
Dia tersenyum kepadaku. Oh! 
Gurat halus emosi belia usia 17
Lengkungan hitam dibawah mata samar-samar hidung mencuat ke atas 
Kutelusuri pelan-pelan 
pelan sampai  kusentuh pipinya dan yang terasa hanya lempengan tipis kertas khusus;
Wajahnya dingin tergambar dalam sebingkai foto.

Apa kamu lihat-lihat?

Mengapa kamu tidak bergerak dan diam saja?
Jawab!
Mulutmu tak akan membisu kan kalau kutantang kau untuk bicara?
Tapi apa daya ku? kalau aku tak berani menatap langsung matamu dan hanya mampu menelusurinya hanya dari sebingkai foto?








Dita Amalia, 
15/08/14

 

Chocodit Escape Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos