Manisku, tahukah kamu, siapa yang setiap malam menangisimu diam-diam?
Menjerit di dalam hatinya
Pipinya menganak sungai
Mengalir ruap air yang tak lagi bisa dibendung
Oleh kedua mataku.
Manisku, siapa yang benar-benar kamu cintai?
Dia atau Saya?
Mulutmu boleh saja tak jujur tapi hatimu tak bisa berlama-lama menanam dusta.
Binar hampa di kedua bola matamu itu,
tak bisakah ia sirna oleh sosokku saja?
Masih damba kah kau pada perempuan itu?
Oh perempuan, kasihanilah manisku.
Yang mendamba penuh harap padamu
Yang dengan sepenuh hati dan hidupnya memuja
keindahanmu, kebaikanmu, kecantikanmu
Oh manisku, haruskah saja aku yang berpaling?
catatan malam penat tanpa maksud menghujat
siapa-siapa.
Dita Amalia,
28/05/17
Rabu, 31 Mei 2017
Langganan:
Postingan (Atom)