Laki-laki itu terdiam di pojok ruangan. Aku tau matanya
seringkali mencuri-curi pandang ke arah perempuan yang selalu kucemburui. Aku
pun melihat ke arah yang sama. Melihat perempuan itu tertawa, bercanda, pipinya
yang merona merah muda. Aku lalu mendekat ke arah si lelaki.
“She’s perfect. Isn’t she?”
“Ha?” Laki-laki itu mendongak.
“Cewek itu.” Aku menunjuk.
“Maksud Kamu?” Dia tersenyum heran. Sambil memainkan rambutnya yang tak pernah tersisir rapi. Salah tingkah.
“Dia cantik. Selalu.”
“Cantikan Kamu.”
“No.”
“I swear.”
“It's Bullshit, Man. Kamu ga akan nolak kan, kalau dia minta Kamu jadi
pacarnya?”
Tak ada suara. Laki-laki itu terdiam. Aku tau jawabannya, pasti iya. Bisa
kubaca dari sorot matanya. Tapi Dia memilih diam. Aku pun diam. Kita
masing-masing tau, apa yang tidak sanggup Kita miliki..
0 komentar:
Posting Komentar