Jumat, 30 Oktober 2015

Sepatu yang hilang sebelah

Diposting oleh dita amalia di 07.30
Lama tidak muncul, kini Aku muncul dengan beragam haru biru sekaligus habbit yang baru.
Iya, kemarin kemarin yang punya blog ini patah hati. Jadi blog pun enggan dilirik apalagi disentuh. Inget sepatu kanan yang pernah Aku ceritakan?


Kali ini sepatu kananku berada di rak yang berbeda. Ada sekat yang menghalangi kita untuk bisa berjalan beriringan lagi.
Aku rindu sepatu kananku. Tapi seperti biasa, selagi rindu, Aku, selaku si sepatu kiri tidak bisa melakukan apa-apa.



 Aku baru sadar ternyata rasa peduli yang berlebihan pun bisa membuat kita sakit. Akhir-akhir ini aku merasa seperti berjuang sendirian. Aku sudah menurunkan gengsi, mengesampingkan ego. Tapi, rasa sakit itu juga menjalar. Hingga akhhirnya aku meledak dan, ya, di hari itu lah sepatu kananku berhenti bicara padaku dan mulai mengambil jarak. Mengacuhkan, dan sepatu kiri tidak tahu akan apa yang harus Ia perbuat.
Sepatu kiri lebih baik mengalah. Ia lelah. Ia tak mau salah mengambil keputusan. Maka, kubiarkan saja sepatu kananku menggapai mimpinya. Sebab Aku tidak mau jadi batu penghalang bagi kebahagiaannya. Dan aku cukup bahagia masih bisa melihat sepatu kananku setiap hari. Tapi untuk memberinya perhatian dan peduli, rasanya percuma.

Ternyata lirik terakhir di lagu tulus ada benarnya juga: 
“Cinta memang banyak bentuknya, mungkin tak semua bisa bersatu....”

Untuk bersama-sama pun kita kita tak punya waktu. Apalagi untuk bersatu?


Untuk seseorang yang pernah melengkapi
Yang pernah membuat  nyaman hingga tersadar kalau ternyata Aku hanya berjuang sendirian
Untuk sepatu kananku,
Kemanapun nantinya kamu akan melangkah.  
Sepatu kirimu tetap diam di tempat. Menunggu kaki-kaki manusia itu mengembalikan kita ke rak yang sama seharusnya.





Dita Amalia,
30/10/2015

0 komentar:

Posting Komentar

 

Chocodit Escape Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos