Bukan tentang malam yang semakin larut.
Gelap yang semakin tua.
Atau, pesta kembang api dimana-mana.
Rasanya baru kemarin, saat aku mendengar suaramu lewat telepon. Berbincang ini-itu sampai kita lupa waktu.
Rasanya baru kemarin, Kamu meminta aku untuk tinggal. Lari bersama, cerita panjang lebar meskipun terkadang aku jenuh akan topik yang dibahas. Movie marathon meskipun banyak gangguan. Dan berlomba untuk bangun dan mengirim pesan selamat pagi lebih dulu. Tapi kebiasaan itu tak bertahan lama. I've tried to understand you. Hingga Aku harus berusaha mengimbangi kesibukanmu dengan ikut-ikutan menyibukkan diri. Sampai akhirnya kita lost contact. Dan, ya. Sometimes I wanna called you, but why don't you call me first? And make a deal that we gonna be alright? I know you won't.
Iya. Semua itu memang kemarin. Tahun lalu. Dan kini, semua itu hanya kenangan yang menguap di udara. You change to be a sucks stupid asshole, Man.
Aku ingin benar-benar pergi darimu. Melenyapkanmu bersama Asap jagung bakar di malam pergantian tahun. Aku cuma ingin kamu tahu, kamu pernah jadi bagian berharga. Kamu Pernah jadi The Apple of My Eye. Juga jadi The right shoe. Kamu pernah jadi The funny guy who make me falling in love without knowing why. Dan aku tidak pernah kehabisan kata-kata untuk menuliskanmu. Juga menuliskan tentang dia yang pernah kujuluki cemara. The evergreen who always green--Udah berapa tahun ya, jadi secret admirer nya dia? Atau Dia yang pernah jadi sebuah kebetulan yang selalu aku semogakan. Haha. Mereka yang pernah mampir menjadi The awkward in my life. Dan mereka yang mengendap bersama draft draft tulisan lama yang belum lagi kujamah.
Kini kita sudah punya jalan masing-masing. Kamu dengan embel-embel tugas yang tidak ingin kumengerti. Aku sendiri akan banting setir dari jurusan yang kuambil. Aku ingin meraih mimpiku yang lain. Doakan saja semoga tuhan merestui. Dan malaikat mengamini segala doa.
Sampai di tutup buku tahun 2015, Aku mengenang kalian sebagai teman baik, di tahun yang baik pula.
Cukup ya.