dari jarak kurang dari beberapa meter, aku bisa mengenali sosok yang tak begitu jangkung dengan kulit kecoklatan itu. dengan bola mata hitam besar dan mulut yang hampir jarang mengulas senyum. iya, aku melihatmu lagi. tentunya dari sini. aku ga berani mendekat apalagi menyapa. canggung rasanya. aku malu pada teman-temanmu yang mulutnya tak pernah sopan untuk mengolok-olok perempuan.
he-em. aku terlalu cupu untuk bergabung dengan kelompokmu. aku... cukup memberi gelar diriku sebagai, pengagum.
mata dengan bola hitam menganga mu itu yang mengusikku. seperti magnet. ingin rasanya terus menatap. lekat-lekat. tanpa dibebat. tanpa banyak debat.
dan nyatanya matamu tak juga balik menatap mataku. kedua mata indah bola pingpong itu selalu terfokus ke satu titik. terpaku pada sepasang mata yang lain. mata dengan tatapan teduh. mata milik seorang perempuan dengan rambut hitam tergerai. matamu tak penah lengah menatap mata teduhnya. dari kejauhan.
aku menatapmu. dan kedua matamu tak lepas menatap sepasang mata perempuan itu. kita sama-sama mengejar. tidak. bukan mengejar. kita sama-sama berharap. kita sama-sama menatap apa yg seharusnya tidak kita tatap. semuanya tak berbalas.
aku menunduk. lalu mendongak. ingin menatap sekali lagi. sepasang mata itu,ah.... terlalu indah memang.
Kamis, 18 Juli 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
2 komentar:
hemm.. . gak ada yg gak mungkin sih :)
iya hehe. semoga semuanya bisa jadi mungkin :D
Posting Komentar