embun tak luput menyemai pagi
malam tak lengah menjaga gelap
siang tak lelah menghampar terik
dia? tak sabar dia menunggu kau
hujan, tak kuasa ia menumpah deras
angin tak lengkap bila tak ada dingin
dan terik tak akan sama bila tak ada panas
dia, tak bisa menunggu lebih lama lagi.
ia datang setiap hari. menanti sebagaimana embun terbungkus halimun meniti fajar
ia masih terjaga dalam lamunan meskipun malam telah habis terkikis gelap
dan ia masih disini. menunggu persemaian pagi sehabis hampar gulita. walau ia tau, halimun akan habis termakan terik
ia selalu ada dalam hujan walau butirnya tersapu angin dalam rengkuhan dingin.
sampai ia tak peduli akan dirinya sendiri karna sibuk dengan menunggumu.
kapan kau pulang? kapan kau akan peduli?
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar